Sex - Berbalut Budaya

Nama Gunung Kemukus telah begitu kondang bagi sebagian orang. Dan telah menjadi buah bibir di khalayak ramai karena mitosnya yang terus terpelihara dari mulut ke mulut.Gunung Kemukus sebenarnya bukanlah sebuah gunung tetapi merujuk ke sebuah bentukan alam yang lebih tepat disebut sebagai bukit dan terletak di Dukuh Gunungsari Desa Pendem Kecamatan Karang Malang Sragen.Ketenarannya karena adanya mitos di mana para penziarah yang datang ke Makam Pangeran Samudra dan Ratu Ontrowulan akan terkabul keinginan dan kebutuhannya bila mengakhiri ritualnya dengan melakukan aktifitas sex dengan sesama penziarah.
Hal ini ternyata menjadi fenomena yang menarik karena pada saat ini Bukit Kemukus telah dikelilingi secara melingkar rumah/warung minum. Dan sebagian dari mereka itu menyediakan jasa menyewakan kamar untuk "keperluan penziarah". Meski bila hal ini di konfirmasi ke petugas akan di jawab bahwa tidak benar tentang keberadaan ritual sex tetapi kebiasaan yang telah menjadi mitos yang berkepanjangan dan hingga kini keadaan ini telah menjadi magma bagi pekerja sex untuk mengkais rejeki di Kemukus.
Ketika saya sengaja datang pada tengah hari untuk assessment fisik dan sosial, maka bukan omong kosong dan tidak bisa di pungkiri bahwa keberadaan WPS ada pada warung-warung minum dan terang-terangan mengundang serta menawarkan saya untuk mampir dan pijat di kamar-kamar di balik warung yang di tongkrongi.
Persis setelah saya masuk salah satu warung ternyata mereka menyewakan bilik mereka dengan tarif Rp 10.000,- dan tersedia fasilitas karaoke, miras "gepengan" sebutan untuk vodka, Ciu dan Bir. Ngomong punya omong saya mendapatkan kondisi bahwa mereka belum melek akan kesehatan seksual dalam aktifitas seks, merekabelim tahu IMS dan HIV & AIDS. Tentunya hal ini bila tidak segera di sikapi maka tidak mungkin bahwa ritual seks berbalut budaya akan menjadi salah satu pencetus IMS, HIV dan AIDS.(arko@kalandara)