Breaking News
Loading...
Wednesday, September 1, 2010

HARIAN SEMARANG
Jum’at 20 Agustus 2010

Gara- gara Dekat Lokalisasi
44% Pekerja Waduk Jatibarang Berhubungan Intim dengan PSK

Sebanyak 44% Pekerja waduk Jatibarang mengaku pernah berhubungan dengan wanita pekerja seks (WPS) atau PSK. Sedangkan pada pekerja proyek Kaligarang setidaknya terdapat 37% pekerja mengaku pernah berhgubungan seks dengan WPS. Hal itu di dasarkan pada hasil survey pengetahuan sikap dan perilaku yang dilakukan LSM Kalandara pada bulan mei 2010 pada 114 perwakilan responden. Dengan 57 responden pekerja di waduk Jatibarang dan 57 responden pekerja pada proyek normalisasi Kaligarang Banjir Kanal Barat.

Demikian disampaikan Manager Program LSM Kalandara Semarang M. Yusuf pada acara Pertemuan Puncak Stakeholder dan Pelantikan Komite Penasehat Program Pencegahan dan Penangguylangan HIV & AIDS pada pekerja konstruksi Pembangunan Waduk Jatibarang dan Normalisasi Kaligarang Banjir kanal barat Semarang di Hotel Siliwangi Kemarin.
Yusuf menambahkan dari hasil survey tersebut, tercatat sebanyak 28% pekerja konstruksi waduk dan Sungai pernah terkena Infeksi Menular Seksual (IMS) dan sebagian besar (20% nya)mengobati IMS-nya sendiri tanpa pergi ke layanan kesehatan. Hal ini patut menjadi perhatian semua pihak, karena mereka termasuk kelompok yang rentan terinfeksi HIV jika dilihat dari sisi pengetahuan yang rendah, perilaku seks yang beresiko, dan sikap dalam mengambil tindakan pengobatan yang kutang tepat. Tandasnya.

Dekat Lokalisasi
Beberapa faktor yang berpengaruh, dilihat dari sisi geografis, hasil pemetraan yang dilakukan oleh LSM tersebut, yakni lokasi kedua tempat proyek berdekatan dengan tempat lokalisasi. Selain itun 75% pekerja adalah pekerja Migrant.yang jauh dari keluarga atau pasangannya.
80% pekerja merupakan usia produktif, yang sebagian besar tidak mau menngunakan kondom. Baghkan dari hasil survey diketahui, seks pertama kali juga dilakukan dengan WPS sebayak 26% dan dengan pacar hanya 4, 26% jelasnya. Hal ini ditambah lagi dengan pemahaman HIV 7 AIDS yang sangat minim.Menurutnya sebagian besar responden yakni sebesar 95% hingga 99% tidak memahami tentang penyakit berbahaya itu.
Kasubdin Penegndalian penyakit Menular langsung (P2ML) Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono mengatakan hingga Juni 2010, terdapat 107 orang terkena HIV dengan rincian 45 laki- laki dan 62 perempuan. Faktor resiko terkena HIV ungkapnya yakni pelanggan WPS68 orang, WPS 12 orang, pengguna NAPZA dua orang, dan waria seoarang. Sedangkan pada kasus yang terkena AIDS di Kota Semarang hingga Juni 2010 sebanyak 133 kasus dengan 25 orang meninggal dunia.”Jelasnya (prihati puji utami)



KOMPAS JAWA TENGAH
PENYAKIT MENULAR
Pekerja Konstruksi Rawan Tertular HIV/AIDS
Jumat, 20 Agustus 2010 | 20:05 WIB

Semarang, Kompas - Sebagian besar pekerja konstruksi infrastruktur berskala besar merupakan kaum migran. Selama bekerja, mereka jauh dari keluarga sehingga mereka cenderung mencari hiburan dengan menyewa pekerja seks komersial. Akibatnya, mereka termasuk golongan pekerja yang rawan tertular HIV/AIDS.
Oleh karena itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Japan International Cooperation Agency (JICA), mengadakan program pencegahan HIV/AIDS terhadap pekerja proyek pembangunan Waduk Jatibarang dan normalisasi Banjir Kanal Barat. Program itu dilakukan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana dan Lembaga Swadaya Masyarakat Kalandara.
Sebagai langkah konkret, dibentuk komite penasihat teknis pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS dalam proyek itu, Kamis (19/8), di Semarang.
Hasil survei Kalandara terhadap 144 pekerja konstruksi (57 orang di proyek Waduk Jatibarang dan 57 orang di proyek normalisasi Banjir Kanal Barat) terungkap, sebanyak 70 persen responden merupakan kaum migran dan 80 persennya termasuk dalam usia produktif.
Sebanyak 44 persen responden di Jatibarang dan 37 persen di Banjir Kanal Barat pernah berhubungan seks dengan pekerja seks komersial. Sebagian besar dari mereka tidak memakai kondom. Sebanyak 95 persen pekerja tidak memahami HIV/AIDS dengan baik.
"Mereka butuh sarana pelepas lelah, jauh dari keluarga, dan tidak punya pemahaman tentang HIV/AIDS. Mereka jadi berani melakukan seks berisiko," kata Manager Program Kalandara Muhammad Yusuf.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana Hartanto mengatakan, di Jatibarang baru ada 500 pekerja dan di Banjir Kanal Barat 200 pekerja. Proyek Jatibarang akan berlangsung selama empat tahun dan diprediksi pekerja akan bertambah menjadi lebih dari 1.000 pekerja.
Kepala Sub Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono mengatakan, kasus HIV di Semarang meningkat dari 475 orang di tahun 2007 menjadi 997 orang di tahun 2009. (DEN)



ANTARA NEWS
Pekerja Konstruksi Berisiko Tinggi Kena HIV/AIDS
Kamis, 19 Agst 2010 21:27:37 WIB | Oleh : Zuhdiar Laeis
ANTARA - Para pekerja konstruksi termasuk dalam salah satu kelompok berisiko tinggi atau berpotensi tinggi terkena virus HIV/AIDS karena berkorelasi erat dengan situasi "man, money, and mobile" (3M).

"Situasi 3M adalah laki-laki bermobilitas tinggi dengan penerimaan upah tunai tanpa fasilitas penyimpanan. Karena itu, rawan disalahgunakan," kata Manager Program ASA-Kalandara, M. Yusuf di Semarang, Kamis.

Hal itu diungkapkannya usai pelantikan Komite Penasihat Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS pada Pekerja Konsruksi Pembangunan Waduk Jatibarang dan Normalisasi Kali Garang/Banjirkanal Barat Semarang.

Menurut dia, pihaknya telah melakukan survei tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku terhadap 114 responden yang terdiri atas 57 responden pekerja di Waduk Jatibarang dan 57 responden pekerja normalisasi Kaligarang Semarang.

"Dalam survei selama Mei 2010 itu, kami menemukan sebesar 44 persen pekerja proyek Jatibarang dan 37 persen pekerja proyek normalisasi Kaligarang Semarang pernah berhubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK)," katanya.

Kemudian, kata dia, sebesar 28 persen pekerja di kedua proyek itu pernah terkena infeksi menular seksual (IMS), dan 20 persen di antaranya memilih mengobati sendiri penyakitnya tanpa pergi ke layanan kesehatan.

"Hal ini patut menjadi perhatian sebab mereka sangat rentan terinfeksi HIV/AIDS jika dilihat dari sisi pengetahuan rendah, perilaku seks berisiko, dan mengambil sikap pengobatan yang kurang tepat," katanya.

Ia mengatakan penyebab terjadinya hal itu sebenarnya terkait dengan kedekatan akses dua lokasi proyek itu dengan sarana hiburan seks, apalagi sebagian besar pekerja itu adalah migran yang jauh dari keluarganya.

"Kami melihat sekitar 75 persen pekerja di kedua proyek itu adalah migran dan 80 persen pekerja dalam usia produktif. Mereka mengaku tidak memakai alat pengaman saat melakukan hubungan seks dengan PSK," katanya.

Bahkan, kata dia, para pekerja di kedua proyek itu mengaku melakukan hubungan seks pertama kali dengan PSK, yakni sekitar 26 persen, sedangkan 4,26 persen mengaku melakukannya dengan pacar.

"Hal itu diperparah dengan tingkat pemahaman yang rendah dari para pekerja tersebut terhadap virus HIV/AIDS. Kami mencatat sekitar 95-99 persen dari para pekerja itu yang tidak paham," katanya.

Ia mengakui proyek pembangunan infrastruktur berskala besar memang menciptakan peluang kerja yang menarik minat banyak orang meskipun konsekuensinya mereka harus berada jauh dari keluarga.

"Kami memperkirakan proyek pembangunan Waduk Jatibarang yang rencananya berlangsung selama empat tahun akan menyerap tenaga kerja laki-laki mencapai 1.000 orang," kata Yusuf.

Sementara itu, Kepala Subdinas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono, menambahkan hingga periode Juni 2010 tercatat sebanyak 107 penderita baru HIV, terdiri atas 45 laki-laki dan 62 perempuan.

"Kalau untuk penderita AIDS di Kota Semarang untuk periode Juni 2010, kami mencatat sebanyak 133 kasus, dan 25 orang di antaranya meninggal dunia," kata Widoyono. s




SUARA MERDEKA
SEMARANG & SEKITARNYA
20 Agustus 2010
Kelompok Pekerja Konstruksi Rentan Tertular HIV

SEMARANG- Salah satu kelompok yang berpotensi terkena HIV adalah pekerja konstruksi. Temuan LSM Kalandara Semarang menyebut bahwa pekerja konstruksi berkorelasi erat dengan 3M.

”Tiga M itu adalah Man, Money, dan Mobile. Laki-laki yang bermobilitas tinggi dan memiliki akses finansial ditambah fasilitas penerimaan upah atau gaji secara tunai dan langsung tanpa ada fasilitas penyimpanan,’’ kata Manager Program LSM Kalandara M Yusuf.

Dia mengemukakan hal itu pada pertemuan puncak stakeholder dan pelantikan Komite Penasehat Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS pada pekerja Konstruksi Pembangunan Waduk Jatibarang dan Normalisasi Kaligarang Banjirkanal Barat Semarang, di Hotel Siliwangi, Kamis (19/8).

Pada Mei 2010 Kalandara melakukan survei pengetahuan sikap dan perilaku terhadap 114 perwakilan responden dari 57 responden keterwakilan pekerja di Waduk Jatibarang dan 57 responden dari keterwakilan pekerja di normalisasi Kaligarang Banjir Kanal Barat. Berdasarkan survei tersebut diketahui 44 persen pekerja Jatibarang pernah berhubungan dengan Wanita Pekerja Seks (WPS). Sedangkan pekerja di Kaligarang prosentasenya 37 persen.

Hasil suvei tersebut, lanjut Yusuf, juga memberikan gambaran tentang penularan infeksi seksual yang terjadi pada pekerja konstruksi. Sebesar 28 persen pekerja konstruksi waduk dan sungai pernah terkena Infeksi Menular Seksual (IMS). Sebagian besar mereka memilih mengobatinya sendiri tanpa pergi ke layanan kesehatan.

Beresiko

Dilihat dari rendahnya pengetahuan, perilaku seks yang berisiko serta pengambilan tindakan pengobatan yang kurang tepat, posisi mereka sangat rentan terinfeksi HIV,’’ tegas dia.

Menurut dia, proyek pembangunan infrastruktur berskala besar menciptakan peluang pekerjaan yang menarik minat ataupun perhatian para pencari kerja dan kesenangan. Tak ayal hal itu akan meningkatkan mobilitas penduduk. Efeknya, para pekerja harus bekerja di luar kota, dan itu berarti menjauhkan mereka dari pasangannya.

Pembangunan waduk Jatibarang direncanakan berlangsung selama empat tahun dan diperkirakan menyerap tenaga kerja hingga mencapai seribu pekerja laki-laki.

Kasubdin P2ML Dinkes Kota Semarang Dr Widoyono MPh menambahkan, hingga Juni 2010 sebanyak 107 orang terkena virus HIV dengan rincian 45 laki-laki dan 62 perempuan. Faktor risiko terkena HIV, menurut Widoyono yakni pelanggan wanita pekerja seks (WPS) 68 orang, WPS 12 orang, pengguna NAPZA 2 orang, dan waria 1 orang. ”Sedangkan, kasus yang terkena AIDS di Kota Semarang hingga Juni 2010 sebanyak 133 kasus dengan 25 orang meninggal dunia,” tandasnya. (H31-52)






TEMPO INTERAKTIVE
construction Workers Prone to HIV/AIDS
Friday, 20 August, 2010 | 16:36 WIB
TEMPO Interactive,
Semarang: A non-governmental organization, Kalandra, in Semarang, has found that construction workers are highly vulnerable to HIV-AIDS infection. Kalandara Program Manager, Yusuf, said this was based on a survey conducted on May 2010 on 114 respondents.



From 57 respondents who are construction workers at the Jatibarang Dam project in Semarang, around 44 percent have had sex with prostitutes. Meanwhile, out of 57 respondents who are working at the Kaligarang West Canal Normalization Project in Semarang, 37 percent have had sex with prostitutes.



“From this number, 28 percent have been infected by disease,” Yusuf told construction workers during the installation of the Advisory Committee for the HIV-AIDS Prevention and Management Program.



What is worse, he added, most of the infected people are trying to cure themselves. Around 95 to 99 percent of them do not even understand what the virus is. About 75 percent of the respondents are working far away from their families. Around 80 percent are in their productive ages, yet most do not wear condoms.
ROFIUDDIN



JAWA POS RADAR SEMARANG
Jum’at 20 Agustus 2010

Dari Survey Kebutuhan Seks Pekerja Proyek Konstruksi
44 Persen Akui Kencani PSK, 26% Kena IMS

Di Kota Semarang kini tengah berlangsung pengerjaan sejumlah proyek besar yang melibatkan ribuan pekerja pria. Dua diantaranya Proyek Waduk Jatibarang dan Normalisasi Kaligarang. Dan penelitian LSM Kalandara menunjukkan hasil mengejutkan terhadap perilaku para pekerja dua proyek besar tersebut. FARIZ FARDIYANTO

PERINGATAN bagi para istri yang suaminya tengah bekerja di proyek Waduk Jatibarang dan Normalisasi Kaligarang Kota Semarang. Bisa jadi suami anda akanmenularkan penyakit infeksi menular seksual (IMS) saat berhubungan intim. Sebab, fakta yang diberikan LSM kalandara sungguh mengejutkan.
Dari hasil penelitian kalandara menunjukkan 44 persen pekerja waduk Jatibarang pernah berhubungan badan dengan wanita pekerja seks komersil (WPS) atau PSK. Sedangkan pekerja konstruksi di Kaligarang sebanyak 37 persennya pernah berhubungan intim dengan PSK.
Fakta ini kemarin dibeberkan oleh Kalandara saat Pertemuan Puncak Stakeholder dan Pelantikan Komite Penasehat Teknis Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS pada pekerja konstruksi Pembangunan Waduk Jatibarang dan Normalisasi Kaligarang Banjir kanal Barat . Pertemuan berlangsung di Hotel Siliwangi pada hari Rabu (19/8) Kemarin.
Manajer Program Kalandara Muhammad Yusuf membeber, pihaknya melakukan survey pengetahuan sikap dan perilaku terhadap para pekerja Jatibarang dan Kaligarang pada Mei 2010 lalu.

99 Persen Tak paham HIV/ AIDS
Survei dilakukan terhadap 114 perwakilan responden Waduk Jatibarang dan 57 responden proyek Kaligarang. Mengapa sasarannya pekerja konstruksi dua proyek tersebut?Yusuf membeber, karena dari sisi geografis, hasil pemetaan Kalandara, dua proyek tersebut, lokasi proyeknya berdekatan dengan akses sarana hiburan seks. Hasil survey Kalandara menunjukkan 75 persen pekerja adalah migrant (jauh dari pasangan/ keluarga).” Sebanyak 80 persen usia produktif.” Kata Yusuf.
Dan Faktanya, papar Yusuf, sebanyak 44 persen pekerja jatibarang pernah berhubungan seks dengan PSK.Sedangkan yang di kaligarang tercatat 37 persen pekerjanya pernah berhubungan seks dengan PSK. Dan sebagian pekerja tidak menggunakan kondom’, Kata Yusuf.
Yang juga ironis, Kata Yusuf, dilihat dari pemahaman tentang HIV/ AIDSsebagian besar responden/ pekerja tak memahami HIV/ AIDS. Presentasinya 95- 99 persen.
Malah, 28 persen pekerja konstruksi pernah terkena Infeksi Menular Seksual (IMS)dan sebagian besar, atau 20 persennya mengobati IMS-nya sendiri tanpa pergi ke layanan kesehatan.
Inilah yang menjadi perhatian kita bersama, bahwa mereka (pekerja Konstruksi) sangat rentan terinfeksi HIV. Pertama karena dari sisi pengetahuan yang rendah, juga perilaku seks beresiko, serta sikap dalam mengambil tindakan pengobatan yang kurang tepat.
Yusuf mengatakan proyek- proyek pembenguan infrastruktur berskala besar menciptakan peluang peluang pekerjaan yang manarik minat maupun perhatian para pencari kerja. Karenanya tak pelak lagi akan meningkatkan mobilitas kependudukan.
Kebutuhan serapan tenaga kerja laki- laki di proyek konstruksi mengharuskan para pekerja tersebut harus bekerja di luar kota, berada jauh dari pasangan dan terkadang berada pada tempat yang terisolasi serta ritme kerja yang padat. Sehingga dalam kurun waktu tertentu situasi tersebut membutuhkan suasana penghiburan atau relaksasi.
Salah satu akses penghiburan yang menjadi referensi adalah industri hiburan yang menyediakan layanan fasilitas pemenuhan jasa kebutuhan biologis, atau kebutuhan seks.
Pembangunan waduk jatibarang yang rencananya berlansung selama 4 tahun dan diperkirakan menyerap ribuan tenaga kerja laki- laki, menjadi salah satu entri point untuk mampu memberikan kontribusi dalam memutus persebaran mata rantai epidemi HIV/ AIDS, utamanya di kota Semarang. (*/isk)

0 komentar:

Post a Comment

kalandara_org@yahoo.com

Powered By Blogger