Breaking News
Loading...
Monday, April 6, 2009

Setelah sukses bersama Forum Kipas dan FHI Jawa Tengah, dalam menggelar TMMC (Targeted Multi Media Campaign) di lapangan Bandarharjo pada tanggal 14 November 2008, maka serangkaian branding telah di lakukan oleh Kalandara di titik-titik Hot Spot. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan branding itu sendiri?

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan Brand(ing) sebagai tindakan yang bertujuan mengidentifikasi barang atau pelayanan dari suatu produk dan membedakannya dari kompetitor. Dan brand tidak selalu berhubungan dengan dunia perdagangan semata tapi semua hal selalu berkaitan dengan yang namanya brand.

Sedangkan Branding Bung Kus sebenarnya adalah upaya dalam memayungi suatu tujuan dalam merepresentasikan aktifitas benar - sehat dalam berhubungan seksual, khususnya dalam program pencegahan IMS, HIV dan AIDS. Harapannya adalah menciptakan persepsi di benak para HRM (high risk man) dengan memakai bungkus (kondom) sebagai proses perubahan dan menjadikannya kebiasaan.

Brand Feelings

Berbagai bentuk branding yang didesign dengan unik telah disebar seperti : umbul-umbul, soft blend, bendera, spanduk, stiker dan gimmick (kaset, vcd, handuk & topi) adalah untuk menumbuhkan tanggapan dan reaksi secara emosional dari para HRM. Ini adalah suatu strategi yang bertujuan untuk mengisi sejengkal ruang dalam benak HRM untuk memposisikan identitas secara tepat dibenak sasaran target, mampu membangun image yang mendukung dan membedakan posisi identitias tersebut sehingga dapat mempertahankan ekuitas budaya memakai kondom dalam setiap aktifitas seks yang beresiko. Keberhasilan dalam memposisikan branding yang menyeluruh dan berkelanjutan akan mendongkrak keberhasilan sosialisasi pemakaian kondom 100%. Tentunya kita semua berharap branding Bung Kus akan mencapai “brand behavioural respon” yang bagus di benak HRM, yaitu pengaruh branding ini terhadap perilaku HRM itu sendiri, meski tujuan ini tidak mudah diukur efektivitasnya. Karena dorongan branding sangat bervariatif. Dari mulai yang mendorong seseorang yang tadinya tidak begitu aware (pen) terhadap kondom menjadi mencarinya atau dari yang tidak konsisten menjadi kebiasaan/rutinitas memakai kondom.

Suatu perubahan memang membutuhkan waktu dan tidaklah mudah tetapi informasi yang berulang dan tampilan visual yang sering akan menjadikan percepatan perubahan itu sendiri. Contohnya mitos yang mengatakan bahwa memakai kondom tidak enak sering kita dengar semua, tetapi kita semua sepakat bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Handling objection(pen)dari ketidaknyamanan memakai kondom pun telah di respon dengan baik oleh produsen kondom. Sekarang tidak lagi menjadi dinding penghalang bahwa kondom mengurangi intimacy (pen), buktinya sudah banyak varian kondom, baik itu dari taste, bentuk dan teknologinya. Beberapa pengakuan sosial telah ada yaitu ketika menggunakan kondom akan menimbulkan perasaan positif bagi pemakainya (menghilangkan rasa was-was tertular IMS, HIV dan AIDS) saat berhubungan dengan orang lain; merasa tampil lebih seru permaianan seksnya karena bentuk serta tekstur kondom yang menimbulkan sensasi luar biasa.

Indikator munculnya pengakuan sosial ketika pelanggan merasa dengan menggunakan kondom dirinya lebih ”bergaya,” dan akhirnya secara karambol orang tertarik menggunakan kondom maka diharapkan akan menciptakan budaya/kebiasaan menggunakan kondom; serta lahir kebanggaan dalam diri seseorang ketika menggunakan dan muncul keakuan sikap positif terhadap kesehatan dirinya.

Bagaimana menciptakan brand feeling yang baik ini ? Pertama, kualitas produk kondom yang baik, yaitu HRM memperoleh produk kondom yang berkualitas tinggi. Kedua, memberikan kualitas pelayanan yang tinggi, dimana ketersediaan dan varian kondom menimbulkan keinginan dan perhatian khusus sehingga ingin mencobanya. Ketiga, harga produk yang kompetitif dan affordable. Keempat, memberikan citra dan asosiasi yang positif; serta inovatif dalam menawarkan dan pelayanan. arko@Kalandara.

Aware : perhatian

Handling

Objection: Penyelesian masalah/solusi, tanggapan keluhan

Intimacy ; kemesraan/keintiman

Affordable : terjangkau

0 komentar:

Post a Comment

kalandara_org@yahoo.com

Powered By Blogger