(Kalandara – ASA) Sebagaimana diketahui bersama bahwasanya penularan epidemi HIV AIDS sudah sedemikian meluas dan tidak ketinggalan di Negara Indonesia yang telah menerima dampak dari dunia yang telah meng-Global sehingga membutuhkan penanganan yang serius dari semua lapisan masyarakat . Banyak upaya yang telah dilakukan oleh semua pemerintahan dimanapun atau organisasi kemasyarakatan (LSM) dalam usahanya mengerem laju angka epidemic ini dan khususnya di kota semarang, Kalandara sebagai salah satu Lembaga Swadaya Masyarkat dan fokus kegiatannya dibidang sosial dan kemanusiaan telah secara berkesinambungan dari tahun ke tahun melakukan upaya - upaya dalam memerangi virus HIV di masyarakat. Semarang sebagai salah satu kota besar di Indonesia dan kebetulan juga menjadi salah satu tujuan para migran baik itu buruh atau pekerja professional dan sebagai dampak dari kemajuan suatu kota industri ini memunculkan berbagai macam persoalan sosial di masyarakat diantaranya adalah prostitusi. Secara geografis kota ini memiliki dua lokalisasi yakni, Gambilangu ( lebih popular dengan sebutan GBL) dan Sunan kuning.
Keberadaan dari dua lokalisasi ini ada di wilayah Semarang barat dan Kalandara telah melakukan interferensi di keduanya dengan tujuan satu “ Stop Aids”. Persoalannya adalah tidak semudah membalikan tangan untuk bisa menyadarkan para penikmat syahwat (Klien) secara preventif melindungi diri mereka dari penularan IMS (Infeksi Menular Seksual) dan HIV- AIDS. Apalagi mengajak secara sukarela mereka untuk bisa melakukan screening dan test VCT (Voluntary Counseling and Testing). Namun hal ini tidak menjadikan putus asa bagi rekan - rekan yang terjun di titik interferensi lokalisasi karena pada tanggal 22 Oktober 2008 telah ada terobosan dan membuahkan suatu kegiatan yang sangat positif, yakni test VCT yang diikuti oleh 9 operator karaoke Lokalisasi GBL yang diselenggarakan di RS Tugu.
Tentunya tidak menafikan hal ini sebagai bentuk kerja keras dari berbagai pihak dan dukungan yang diberikan oleh para pengurus Resos setempat, diantaranya adalah ketua Resos Ibu Kaningsih, Penanggung Jawab Operator Bp H. Handoko, Ketua Operator Mas Ali Maskun, dan Ibu Paula selaku Konselor RS Tugu serta paramedisnya. Disisi lain ini adalah hasil pendekatan dan interferensi yang panjang dari petugas lapangan yang telah memulainya dengan serangkaian advokasi, diskusi bersama dan pendekatan yang luar biasa sehingga para operator yang tergabung dalam paguyuban operator karaoke GBL secara sukarela mengikuti Test VCT ini. Proses ini telah melalui tahapan konseling yang sudah menjadi standar test VCT.
Test VCT adalah salah satu bentuk test yang dilakukan seseorang yang ingin mengetahui statusnya terhadap infeksi virus HIV. Test ini harus dilakukan atas dasar sukarela dan tidak ada paksaan plus kerahasiaannya sangat terjaga. Sehingga sangat di acungkan jempol bagi para operator karaoke yang telah dengan sadar dan sukarela ingin mengetahui status kesehatannya. Semoga hal ini akan menjadi semangat yang berkelanjutan dari semua pihak agar dapat mensukseskan upaya memerangi epidemic HIV AIDS di kota Semarang. Dan langkah luar biasa ini semoga dapat diikuti juga oleh berbagai pihak yang berkaitan dengan program ASA di tempat yang lain.(Ah-Kld,-1).
.
0 komentar:
Post a Comment
kalandara_org@yahoo.com